TANJUNG
PRIOK – Persnasional.com - KSO Terminal Petikemas Koja
(TPK Koja) kini terus bertekad
meningkatkan produktivitas di dermaga sendiri dan terus bekerja keras
mengoptimalkan produktivitas dan layanan kepada para pelanggan di dermaga utara
TPK Koja - JICT. (Joint Dermaga).
Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya untuk tetap menjaga kelancaran arus barang di
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai objek vital nasional yang mendukung kegiatan
perekonomian nasional.
"Serikat
Pekerja (SP) TPK Koja menyadari persoalan dilematis yang terjadi di Pelabuhan
Tanjung Priok. Akan tetapi kami tetap berkomitmen untuk meneruskan kinerja dan
mengoptimalkan produktivitas di TPK Koja karena kami melihat kepentingan yang
lebih besar dan lebih luas yakni mendukung kegiatan perekonomian
nasional," kata Ketua SP TPK Koja Joko Suprayitno dalam keterangan resminya,
belum lama ini.
Menurutnya,
langkah mendukung operasional TPK Koja diambil Serikat Pekerja TPK Koja, karena
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok.
"Katakanlah kami ikut mogok, tentu potensi kerugian yang ditimbulkan bisa
jauh lebih besar, makanya kami hindari yang namanya mogok kerja,"
imbuhnya.
Menyadari
hal itu, pihaknya mengakui adanya tambahan cakupan kerja mengingat pelabuhan
yang dioperasikan JICT sepanjang 720 meter mesti dialihkan (secara permanen-red)
ke TPK Koja yang selaman ini teruji mampu dengan baik mengoperasikan pelabuhan
sepanjang 650 meter. "Memang cakupan kerja jadi dua kali lipat lebih
besar, tapi kami sanggup bekerja ekstra, untuk semua itu," papar dia.
Namun,
tambah Joko, terbukti, pada Desember tahun
lalu (2017-red), TPK Koja mampu mencapai produktifitas 1 Juta TEUs. “Ini bukti
nyata, bahwa kami pekerja TPK Koja, mampu untuk memberikan capaian terbaik bagi
TPK Koja khususnya dan Pelabuhan Tanjung Priok umumnya,” pungkas Joko. (Delly M./Persnasional.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar